Search Google
Serelaxin : Obat Gagal Jantung Kronik
Serelaxin, secara bermakna memperbaiki aliran darah ginjal pada pasien-pasien dengan gagal jantung stabil kronik. Selain itu serelaxin memiliki keamanan dan ditoleransi dengan baik oleh pasien. Kesimpulan ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr Adriaan Voors dan rekan dari University of Groningen, Belanda. Hasil penelitian ini uga telah dipublikasikan pada pertemuan ilmiah Heart Failure Society of America tahun 2013.
Serelaxin, yang merupakan rekombinan dari hormon relaxin-2 yang telah diujicobakan sebagai terapi untuk pasien dengan ADHF (acute decompensated heart failure), adalah hormon peptida yang secara alami ada pada wanita. Pada wanita fungsinya adalah untuk memediasi hemodinamik sistemik maternal dan adaptasi ginjal terhadap peningkatan volume intravaskuler dalam kehamilan. Selain itu pada wanita hamil, pemberian serelaxin memperbaiki hemodinamik dengan peningkatan compliance arteri bersamaan dengan menurunkan resistensi vaskuler sistemik dan peningkatan aliran darah ginjal, laju filtrasi glomerulus dan cardiac output. Karena manfaatnya ini, banyak ahli yang berpendapat bahwa pemberian serelaxin (sebagai analog dari hormon relaxin-2) bermanfaat bagi pasien dengan gagal jantung.
Dalam penelitian pre RELAX-AHF fase II dan RELAX-AHF (Relaxin for the Treatment of Acute Heart Failure) fase III, hasil penelitian gabungan memperlihatkan bahwa pemberian serelaxin mengurangi dispnea, mengurangi risiko eksaserbasi gagal jantung, dan mengurangi kejadian kematian karena semua sebab dan kardiovaskuler dalam 6 bulan. Penelitian RELAX-AHF melibatkan pasien yang dirawat di ruang gawat darurat dengan kongesti, peningkatan tekanan darah sistolik, dan disfungsi ginjal ringan-sedang.
Penelitian yang dilakukan oleh Dr Voors dan rekan merupakan penelitian acak terkontrol yang melibatkan 65 pasien dengan gagal jantung kronik, NYHA kelas 2 atau 3 yang stabil setelah diberikan terapi standar, termasuk diantaranya diuretik (paling sedikit 1 bulan), dengan LVEF <=45% dan peningkatan peptida natriuretik. Pasien dalam penelitian ini secara acak diterapi dengan serelaxin 30 µg/kg dalam 24 jam melalui infus intravena atau plasebo.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa 28 pasien yang diterapi dengan serelaxin mengalami peningkatan 16% aliran darah ginjal dibandingkan dengan kelompok kontrol (p=0,004), selama dilakukan pemberian infus selama 24 jam. Peningkatan aliran darah ginjal meningkat 13% pada jam ke-8 hingga ke 24 dibandingkan dengan plasebo (p=0,039) dan peningkatan aliran darah ginjal 16% terjadi setelah pemberian 24-28 jam dibandingkan dengan plasebo (p=0,011). Pemberian serelaxin tidak mengubah laju filtrasi glomerulus, maupun tekanan darah sistolik, bersihan kreatinin maupun ekskresi natrium dibandingkan dengan kelompok kontrol. Penurunan tekanan darah diastolik mengalami perubahan bermakna dibandingkan dengan plasebo setelah pemberian jam ke-4 dan ke-8.
Menanggapi hasil penelitian ini, Dr. John C Burnett Jr dari Mayo Clinic, Rochester, mengatakan bahwa hasil penelitian ini sangat baik dan serelaxin merupakan salah satu obat yang terkini yang dapat diberikan bagi pasien dengan gagal jantung. Hingga kini belum banyak obat baru yang dapat diberikan pada pasien-pasien gagal jantung kronik. Selain itu, peningkatan aliran darah ke ginjal sangat pening, karena pada pasien gagal jantung alirang darah ke ginjal terganggu. Perbaikan aliran darah ke ginjal dapat memberikan perlindungan secara struktural dan fungsional ginjal, terutama pada glomerulusnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment